Universitas Hang Tuah - Surabaya, Gagas Teknologi Dermaga Apung Pintar untuk Nelayan Keputih Hadapi Pasang Surut dan Banjir Rob

 


Keputih, Surabaya 23 September 2025 – Hidup berdampingan dengan sungai bukanlah perkara mudah bagi petani dan nelayan tambak di kawasan Keputih, Surabaya. Setiap hari mereka bergantung pada Sungai Jagir untuk produksi, distribusi hasil tambak, dan aktivitas harian lainnya. Namun, masalah klasik selalu menghantui: fluktuasi pasang-surut air dan ancaman banjir rob yang kerap merusak panen, mengganggu dermaga, bahkan menghambat mobilitas warga.

Menjawab tantangan tersebut, hadir sebuah terobosan baru: Dermaga Apung Deteksi Dini Otomatis. Dermaga ini bukan sekadar tempat sandar perahu, melainkan infrastruktur cerdas yang dilengkapi sensor ketinggian air, suhu, dan kelembapan. Semua data dipantau berbasis Internet of Things (IoT) dan dikirimkan melalui jaringan komunikasi LoRa. Hasilnya? Nelayan bisa memantau kondisi pasang-surut hingga potensi banjir rob langsung dari ponsel mereka, lengkap dengan peringatan dini dan rekomendasi langkah mitigasi.

Dermaga apung ini juga punya keunggulan adaptif: ia bisa menyesuaikan tinggi permukaan secara otomatis mengikuti naik-turunnya air. Jadi, akses dermaga tetap aman dan nyaman kapan pun nelayan beraktivitas. Lebih istimewa lagi, inovasi ini menggunakan bahan daur ulang (recycle), sehingga ramah lingkungan sekaligus berbiaya terjangkau.

Disebut sebagai yang pertama di Indonesia, dermaga apung pintar ini diharapkan menjadi game changer bagi keberlangsungan ekonomi nelayan tambak Keputih. Bukan hanya melindungi masyarakat dari dampak banjir rob, tetapi juga menghadirkan solusi berbasis teknologi tepat guna yang menyatu dengan kearifan lokal.

Inovasi ini lahir dari sinergi antara akademisi dan masyarakat. Tim pengabdian masyarakat berasal dari Universitas Hang Tuah Surabaya, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan (FTIK), dipimpin oleh Sinung Widiyanto dosen Teknik Elektro dengan anggota Gde A. Prabhawatya Poundra dan Bagus Kusuma Aditya. Kolaborasi ini juga melibatkan mahasiswa, yakni Fazaki Hadar Prihantoro dan Mochamad In’am Yazid Romadho, yang berperan aktif dalam perancangan dan implementasi teknologi. Dari pihak masyarakat, dukungan penuh datang dari Hadi Siswanto, Ketua Nelayan Keputih, yang memastikan inovasi ini benar-benar menjawab kebutuhan riil para petani dan nelayan tambak.

Melalui program pengabdian masyarakat ini, Universitas Hang Tuah berharap dermaga apung deteksi dini otomatis dapat menjadi model percontohan mitigasi bencana berbasis komunitas. Jika berhasil, bukan tidak mungkin inovasi serupa akan direplikasi di berbagai kawasan pesisir lain di Surabaya, bahkan di seluruh Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa UHT Tembus Garis Finis di Naval Events Fin Swimming Piala Kasal 2025

Program RPL UHT Disambut Hangat Puspenerbal, Hadirkan Akses Pendidikan untuk Prajurit

Bukti Empati, Ketua Gabungan Jalasenastri Puspenerbal Anjangsana Keluarga Prajurit Penugasan PBB